Senin, 20 Februari 2012

Kamis, 16 Februari 2012

Rabu, 15 Februari 2012




bagi yang pengen belajar atau mungkin untuk tambahan koleksi sandix

Selasa, 14 Februari 2012


Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Pemantapan Krida Pioner Saka Wira Kartika Kodim 0822 Bondowoso. Dalam kegiatan yang berlangsung selama 2 hari 1 malam ini memberikan banyak pengalaman baru bagi kami semua. Karena selain kami dapat memperdalam dan mengasah kemampuan kami di dalam teknik tali temali, kami juga di suguhi pemandangan alam yang maha indah juga keramahan masyarakat dusun Duren Desa Petung Kec. Botolinggo yang sangat bersahabat.
Awal keberangkatan kami sempet pesimis, sebab kami ragu apakah kami mampu mengemban tugas dari KaMabiSaka pemantapan krida pionering SWK Dim 0822 dalam bentuk Jembatan gantung yang nantinya dapat dipergunakan. Untuk membuat miniatur jembatan gantung mungkin kami sudah terbiasa, tapi kalau membuat jembatan gantung sesungguhnya dengan mengandalkan tali dan bambu dan beberapa kawat baja jujur ini sebuah pengalaman baru bagi kami semua.
Awal keberangkatan kami semua berangkat dengan perasaan yang amat berkecamuk antara yakin dan tidak akan tugas yang kami emban sekarang. Nyali kami kembali menciut setelah tiba di titik pemberhentian dan harus d lanjutkan menuruni lembah yang jarakx membuat kami lumayan mengeluarkan peluh. Belum lagi beban di ransel kami yang terbilang lumayan membuat punggung bungkuk menjadi tegak. selangkah demi selangkah kami terus berjalan bersama para kakak - kakak paming SWK Kodim 0822. Jarak 7 Km dari titik pemberhentian pertama tadi tak terasa lg oleh kami setelah kami tiba di lokasi. Seteguk air dan beberapa suapan nasi bungkus yang kami siapkan terasa nikmat sekali meskipun hanya berlaukkan sambal dan krupuk.
Setelah kurang lebih 15 menit kami beristirahat, kami mendapatkan instruksi untuk segera mengganti seragam pramuka kami dengan kaos lapangan pembagian pagi tadi waktu kami akan berangkat. gagah - gagah juga tampang kami (hahahahaha). Rasa senang kami yang dapat istirahat dan mengisi perut berubah kembali menjadi ciut setelah melihat lokasi dan lonjoran bambu - bambu yang akan kami gunakan.

bersandung duyu (hehehehe...)

Senin, 06 Februari 2012

ini isi awal dari blog sederhanaku
semoga berkenan



PETA TOPOGRAFI
UNSUR PETA TOPOGRAFI
Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat natural dan buatan yang terlihat dari atas dan diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkirakan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur.
Dalam menggunakan peta topografi harus diperhatikan kelengkapan petanya yang juga merupakan unsur yang terdapat dalam peta yaitu:
* Judul Peta
Adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau identitas lain yang menonjol
* Keterangan Pembuatan Peta
Merupakan informasi mengenai pembuatan dan instansi pembuat. Dicantumkan di bagian kiri bawah dari peta
* Nomor Peta (Indeks Peta)
Adalah angka yang menunjukan nomor peta. Dicantumkan di bagian kanan atas.
* Pembagian Lembar Peta
Adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang digunakan, bertujuan untuk memudahkan penggolangan peta bila memerlukan interpretasi suatu daerah yang lebih luas.
* Sistem Koordinat
Adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam koordinat adalah:
ü Koordinat Geografis: Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT), yang berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau kordinat yang penyebutannya menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan derajat, menit dan detik. Misalnya Co 120°32′ 12″BT 5°17′ 14″ LS.
ü Koordinat Grid: Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat grid. Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan.
ü Koordinat Lokal: Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada gridnya, dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta.
Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi peta. Kedua sistem koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara internasional. Namun dalam pembacaan seiring membingungkan, karenanya pembacaan koordinat dibuat sederhana atau tidak dibaca seluruhnya.
Misalnya: 72100 mE dibaca 21, 9° 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.
* Skala Peta
Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya di medan atau lapangan. Rumus jarak datar dipeta dapat dituliskan sbb:
JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN
Ada dua macam skala yakni skala angka atau non garis (grafis), misalnya skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 250 m di medan yang sebenarnya, dan skala garis atau grafis (biasanya di peta skala garis berada di bawah skala angka).
* Orientasi Arah Utara
Pada peta topografi terdapat tiga arah utara yang harus diperhatikan sebelum menggunakan peta dan kompas, karena tiga arah tersebut tidak berada pada satu garis. Tiga arah utara tersebut adalah:
ü Utara Sebenarnya (True North/US/TN) diberi simbol * (bintang), yaitu utara yang melalui Kutup Utara di Selatan Bumi.
ü Utara Peta (Grid North/UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang sejajar dengan garis jala vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta.
ü Utara Magnetis (Magnetic North/UM) diberi simbol (anak panah separuh), yaitu Utara yang ditunjukan oleh jarum kompas. Utara magnetis selalu mengalami perubahan tiap tahunnya (ke Barat atau Timur) dikarenakan oleh pengaruh rotasi bumi.
Karena ketiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terjadi penyimpangan-penyimpangan sudut, antara lain:
ü Penyimpangan sudut antaraUS – UP baik ke Barat maupun ke Timur, disebut ikhlaf Peta (IP) atau Konvergensi Meridian. Yang menjadi patokan adalah Utara Sebenarnya (US).
ü Penyimpangan sudut antara US -UM baik ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Magnetis (IM) atau Deklinasi. Yang menjadi patokan adalah I Utara Sebenarnya (IS).
ü Penyimpangan sudut antara UP – UM baik ke Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Utara Peta-Utara Magnetis atau Deviasi. Yang menjadi patokan adalah Utara Peta f71′. dengan diagram sudut digambarkan US UP UM
* Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medann yang sebenarnya. Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa, dan lain-lain. Jadi minimal anda tahu kasar posisi anda ada dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda di peta adalah benar.
Langkah-langkah orientasi peta :
1. usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
2. Siapkan kompas dan peta anda, letakan pada bidang datar.
3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya.
4. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan.
5. ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya
* Garis Kontur Atau Garis Ketinggian
Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi. Sifat-sifat garis kontur, yaitu:
ü Garis kontur merupakan kurva tertutup sejajar yang tidak akan memotong satu sama lain dan tidak bercabang.
ü Garis kontur yang didalam selalu lebih tinggi dari yang diluar.
ü Interval kontur selalu merupakan kelipatan yang sama.
ü Indek kotur dinyatakan dengan garis tebal.
ü Semakin rapat jarak antara garis kontur, berarti semakin terjal. Jika garis kontur bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir sama atau sama dengan 90°.
ü Pelana (sadel) terletak antara dua garis kontur yang sama tingginya tetapi terpisah satu sama lain. Sadel yang terdapat diantara dua gunung besar dinamakan PASS.
* Titik Triangulasi
Selain dari garis-garis kontur dapat pula diketahui tinggi suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian, yang dinamakan titik triangulasi, titik ini adalah suatu titik atau benda yang meruakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permungkaan laut. macam-macam titik triangulasi:
ü Titik Primer, 1′.14 titik ketinggian gol. I, No. 14, tinggi 3120 mdpl. 3120
ü Titik Sekunder, S.45, titik ketinggian gol. II, No.45, tinggi 2340 mdpl. 2340
ü Titik Tersier, 7:15 , titik ketinggian gol.III No. 15, tinggi 975 mdpl 975
ü Titik Kuarter, Q.20 , titik ketinggian gol.IV No. 20, tinggi 875 mdpl 875
ü Titik Antara, TP.23 , titik ketinggian Antara, No.23, tinggi 670 mdpl 670
ü Titik Kadaster, K.131 , titik ketinggian Kedaster, No.I 31, tg 1202 mdpl 7202
ü Titik kadaster Kuater, K.Q 1212, titikketinggian Kedaster Kuarter, No. 1212, tinggi 1993 mdpl 1993
* Legenda Peta
Adalah informasi tambahan untuk memudahkan interprestasi peta, berupa unsur yang dibuat oleh manusia maupun oleh alam. Legenda peta yang penting dan perlu sekali dipahami antara lain:
ü Titik ketingian
ü Jalan setapak
ü Garis batas wilayah
ü Jalan raya
ü Pemukiman
ü Air Kuburan, dll.
Supaya peta mudah dibaca dan dipahami, maka aneka ragam informasi peta pada skala tertentu harus disajikan dengan cara-cara tertentu, yaitu:
ü Simbol: digunakan untuk membedakan berbagai obyek, misalnya jalan, sungai, rel dan lain-lainnya.
Daftar kumpulan simbol pada suatu peta disebut legenda peta.
ü Warna: digunakan untuk membedakan atau memerincikan lebih jauh dari simbol suatu obyek, misalnya laut yang lebih dalam diberi warna lebih gelap, berbagai kelas jalan diberi warna yang berbeda-beda dll.